Beberapa fashion bloggers berhijab
TEMPO.CO, Jakarta - Suatu malam Suci Utami terkaget-kaget mendapat e-mail dari seorang perempuan warga Nigeria. Surat elektronik itu berisi pesanan sejumlah hijab (jilbab) merek Such! bikinannya. “Saya sampai merinding disko. Enggak nyangka ada orderan hijab dari Afrika,” kata Suci, 25 tahun, seorang fashion blogger khusus busana muslim.
Perempuan Nigeria itu tertarik memesan setelah melihat video hijab tutorial di YouTube. Video itu memperlihatkan aksi Suci mengkreasikan hijab model layer. Di pengujung video, Suci mencantumkan alamat blognya, lastminutegirl.blogspot.com. Lewat bloglah keduanya kemudian berkomunikasi.
Lebih dari seribu hijab dan inner ninja (dalaman hijab) dijual Suci saban bulan. Bukan hanya ke Nigeria, produk berlabel Such! juga sudah merambah pelbagai negara lain. Sejak diluncurkan pada 2011, Such! pernah dipesan warga Prancis, Australia, Afganistan, Singapura, Malaysia, Belgia, dan Rusia.
Suci menilai larisnya produk Such! sebagai bukti betapa dahsyatnya kemampuan blog menyedot massa. "Ini the power of online," ujar lulusan Komunikasi Pemasaran London School tersebut. Ia sendiri tak mengira blognya bakal digandrungi banyak hijaber--sebutan untuk mereka yang mengenakan jilbab--dari pelbagai negara.
Hobi Suci mejeng di blog terinspirasi langkah fashion blogger muslim Hana Tajima. Dia juga terilhami sejumlah narablog mode lainnya, seperti Diana Rikasari dan Dian Pelangi. Melihat Hana, Diana, dan Dian kerap memasang foto fashion mereka di blog, Suci pun ketularan.
Awalnya, Suci sekadar mengunggah foto-foto centilnya saat memadu-padankan baju dan hijab. Layaknya fashion blogger, ia juga membubuhkan sejumlah keterangan terkait dengan fashion item yang dikenakan, seperti merek dan tempat ia membelinya.
Gaya berhijab yang kasual dan penuh warna menjadi pilihan Suci. Saat ditemui Tempo di Mal Pondok Indah, Jakarta, Rabu lalu, Suci mengenakan cardigan oranye neon, hijab cerruti,dan maxi dress bikinan Such! warna cokelat, serta tas dan sepatu teplek warna camel.
Kekhasan gaya berpakaian Suci yang tak pernah meninggalkan warna ngejreng disukai pembaca blognya. Suci, yang mengunggah artikel di blog sepekan dua kali, mengaku kebanjiran e-mail dari pembaca sejak rajin memasang foto di blog pada 2010. Mereka umumnya menanyakan tip padu-padan baju yang unik sepertinya.
Banyaknya respons positif terhadap blog fashion-nya membuat Suci tergelitik membuatclothing line. Pada 2011, ia pun meluncurkan label Such! by Suci Utami, yang menjual produk inner ninja, terusan, dan hijab. Label tersebut dikelola Suci bersama sang suami, Budy Kurnia Djuanda.
Dipasarkannya Such! secara online sedikit mengubah cara Suci ngeblog. Sementara awalnya sekadar iseng, Suci kemudian mulai membuat foto-foto yang lebih terkonsep. Ia juga mulai membuat video hijab tutorial yang diunggah di YouTube. Walhasil, pesanan demi pesanan produk pun makin banyak ia dapatkan, seiring dengan jumlah pengunjung blognya yang menderas.
Menurut Suci, kesuksesannya berbisnis fashion via blog juga berkat kawan-kawan se-gengnya di Hijabers Community. Anggota komunitas hijaber tersebut, seperti Dian Pelangi, Ina Rovi, Ria Miranda, Nalia Rifika, Fitri Aulia, dan Siti Juwariyah, disebut saling sokong dalam bisnis fashion.
"Kami awalnya saling follow blog, karena saat itu memang belum banyak referensi berhijab. Baru setelah itu kami kopi darat, dan sukses bareng dengan clothing line masing-masing," ujarnya. "Kalau saya bilang, kami ini menginspirasi satu sama lain."
Saling bantu dalam bisnis hijab fashion dibenarkan Siti, pemilik blog sitisstreet.blogspot.com. Siti mencontohkan, saat meluncurkan produk anyar lewat label Kaffah, ia biasanya mengenakan fashion item bikinan anggota Hijabers Community lainnya. "Kami itu sama-sama jualan hijab, tapi enggak saingan. Malah selama ini saling promosiin produk anggota lain," katanya.
Bukan hanya itu, ia dan Suci juga sudah berduet membuat DVD panduan memakai hijab, yang diluncurkan pertengahan tahun lalu. Seribu keping DVD ludes dalam waktu empat bulan. Terilhami kesuksesan itu, Siti dan Suci berniat membuat DVD hijab tutorial jilid dua. Rencananya, dalam DVD tersebut keduanya akan mengajarkan sepuluh gaya berhijab.
Menurut Siti, ia memutuskan berduet dengan Suci dalam proyek DVD karena gaya berhijab keduanya berbeda. Suci tergolong berani bermain tabrak warna, sedangkan Siti lebih suka cari aman. Warna-warna pastel dan gelap kerap jadi pilihannya dalam bergaya "simple-casual but chic".
"Aku kurang suka gaya yang heboh. Suka pusing sendiri lihat ibu-ibu yang berlebihan kalau pakai hijab," kata pencinta kalung ini, yang produk hijabnya sudah tersebar di Singapura, Malaysia, dan enam kota di Indonesia.
Proyek berbasis pertemanan sebagai sesama hijab fashion blogger lainnya adalah novel Hijabist: Confessions of Hijab Fashion Bloggers. Novel itu ditulis Suci, Siti, dan Restu Anggraini. Tahun ini, kata Siti, ia dan kedua kawannya bakal menulis sekuel novel yang berkisah tentang perjalanan bisnis fashion mereka.
Lewat buku, Siti, Suci, dan Restu berharap bisa berbagi kisah positif yang memberi inspirasi. Hal itu diiyakan anggota Hijabers Community lainnya, Fitri Aulia. Pemilik label Kivitz itu mengaku serius menjadi fashion blogger sejak 2010, karena ingin memberi contoh berhijab yang sesuai dengan akidah.
Fitri menilai selama ini masih banyak muslimah yang cara berjilbabnya tidak syar'i. "Saya ingin menunjukkan, begini lho berhijab yang modis tapi tidak keluar jalur akidah," kata penggemar Hana Tajima yang mulai berjilbab sejak 2008 ini.
Lewat blog kivitz.blogspot.com, perempuan 24 tahun ini menuangkan ide berhijab yang ia pandang ideal. Kivitz sendiri selama ini konsisten mengeluarkan produk terusan, rok, blazer, dan jilbab. Celana tidak pernah diproduksi Kivitz lantaran dianggap Fitri tak sesuai dengan gayanya.
Menurut Fitri, sampai saat ini ia tak bosan terus berkomunikasi dengan pembaca blognya, baik lewat fitur "comment" maupun e-mail. Dengan begitu, bukan hanya dagangannya yang laris, niatnya berdakwah pun tersampaikan.
Perempuan Nigeria itu tertarik memesan setelah melihat video hijab tutorial di YouTube. Video itu memperlihatkan aksi Suci mengkreasikan hijab model layer. Di pengujung video, Suci mencantumkan alamat blognya, lastminutegirl.blogspot.com. Lewat bloglah keduanya kemudian berkomunikasi.
Lebih dari seribu hijab dan inner ninja (dalaman hijab) dijual Suci saban bulan. Bukan hanya ke Nigeria, produk berlabel Such! juga sudah merambah pelbagai negara lain. Sejak diluncurkan pada 2011, Such! pernah dipesan warga Prancis, Australia, Afganistan, Singapura, Malaysia, Belgia, dan Rusia.
Suci menilai larisnya produk Such! sebagai bukti betapa dahsyatnya kemampuan blog menyedot massa. "Ini the power of online," ujar lulusan Komunikasi Pemasaran London School tersebut. Ia sendiri tak mengira blognya bakal digandrungi banyak hijaber--sebutan untuk mereka yang mengenakan jilbab--dari pelbagai negara.
Hobi Suci mejeng di blog terinspirasi langkah fashion blogger muslim Hana Tajima. Dia juga terilhami sejumlah narablog mode lainnya, seperti Diana Rikasari dan Dian Pelangi. Melihat Hana, Diana, dan Dian kerap memasang foto fashion mereka di blog, Suci pun ketularan.
Awalnya, Suci sekadar mengunggah foto-foto centilnya saat memadu-padankan baju dan hijab. Layaknya fashion blogger, ia juga membubuhkan sejumlah keterangan terkait dengan fashion item yang dikenakan, seperti merek dan tempat ia membelinya.
Gaya berhijab yang kasual dan penuh warna menjadi pilihan Suci. Saat ditemui Tempo di Mal Pondok Indah, Jakarta, Rabu lalu, Suci mengenakan cardigan oranye neon, hijab cerruti,dan maxi dress bikinan Such! warna cokelat, serta tas dan sepatu teplek warna camel.
Kekhasan gaya berpakaian Suci yang tak pernah meninggalkan warna ngejreng disukai pembaca blognya. Suci, yang mengunggah artikel di blog sepekan dua kali, mengaku kebanjiran e-mail dari pembaca sejak rajin memasang foto di blog pada 2010. Mereka umumnya menanyakan tip padu-padan baju yang unik sepertinya.
Banyaknya respons positif terhadap blog fashion-nya membuat Suci tergelitik membuatclothing line. Pada 2011, ia pun meluncurkan label Such! by Suci Utami, yang menjual produk inner ninja, terusan, dan hijab. Label tersebut dikelola Suci bersama sang suami, Budy Kurnia Djuanda.
Dipasarkannya Such! secara online sedikit mengubah cara Suci ngeblog. Sementara awalnya sekadar iseng, Suci kemudian mulai membuat foto-foto yang lebih terkonsep. Ia juga mulai membuat video hijab tutorial yang diunggah di YouTube. Walhasil, pesanan demi pesanan produk pun makin banyak ia dapatkan, seiring dengan jumlah pengunjung blognya yang menderas.
Menurut Suci, kesuksesannya berbisnis fashion via blog juga berkat kawan-kawan se-gengnya di Hijabers Community. Anggota komunitas hijaber tersebut, seperti Dian Pelangi, Ina Rovi, Ria Miranda, Nalia Rifika, Fitri Aulia, dan Siti Juwariyah, disebut saling sokong dalam bisnis fashion.
"Kami awalnya saling follow blog, karena saat itu memang belum banyak referensi berhijab. Baru setelah itu kami kopi darat, dan sukses bareng dengan clothing line masing-masing," ujarnya. "Kalau saya bilang, kami ini menginspirasi satu sama lain."
Saling bantu dalam bisnis hijab fashion dibenarkan Siti, pemilik blog sitisstreet.blogspot.com. Siti mencontohkan, saat meluncurkan produk anyar lewat label Kaffah, ia biasanya mengenakan fashion item bikinan anggota Hijabers Community lainnya. "Kami itu sama-sama jualan hijab, tapi enggak saingan. Malah selama ini saling promosiin produk anggota lain," katanya.
Bukan hanya itu, ia dan Suci juga sudah berduet membuat DVD panduan memakai hijab, yang diluncurkan pertengahan tahun lalu. Seribu keping DVD ludes dalam waktu empat bulan. Terilhami kesuksesan itu, Siti dan Suci berniat membuat DVD hijab tutorial jilid dua. Rencananya, dalam DVD tersebut keduanya akan mengajarkan sepuluh gaya berhijab.
Menurut Siti, ia memutuskan berduet dengan Suci dalam proyek DVD karena gaya berhijab keduanya berbeda. Suci tergolong berani bermain tabrak warna, sedangkan Siti lebih suka cari aman. Warna-warna pastel dan gelap kerap jadi pilihannya dalam bergaya "simple-casual but chic".
"Aku kurang suka gaya yang heboh. Suka pusing sendiri lihat ibu-ibu yang berlebihan kalau pakai hijab," kata pencinta kalung ini, yang produk hijabnya sudah tersebar di Singapura, Malaysia, dan enam kota di Indonesia.
Proyek berbasis pertemanan sebagai sesama hijab fashion blogger lainnya adalah novel Hijabist: Confessions of Hijab Fashion Bloggers. Novel itu ditulis Suci, Siti, dan Restu Anggraini. Tahun ini, kata Siti, ia dan kedua kawannya bakal menulis sekuel novel yang berkisah tentang perjalanan bisnis fashion mereka.
Lewat buku, Siti, Suci, dan Restu berharap bisa berbagi kisah positif yang memberi inspirasi. Hal itu diiyakan anggota Hijabers Community lainnya, Fitri Aulia. Pemilik label Kivitz itu mengaku serius menjadi fashion blogger sejak 2010, karena ingin memberi contoh berhijab yang sesuai dengan akidah.
Fitri menilai selama ini masih banyak muslimah yang cara berjilbabnya tidak syar'i. "Saya ingin menunjukkan, begini lho berhijab yang modis tapi tidak keluar jalur akidah," kata penggemar Hana Tajima yang mulai berjilbab sejak 2008 ini.
Lewat blog kivitz.blogspot.com, perempuan 24 tahun ini menuangkan ide berhijab yang ia pandang ideal. Kivitz sendiri selama ini konsisten mengeluarkan produk terusan, rok, blazer, dan jilbab. Celana tidak pernah diproduksi Kivitz lantaran dianggap Fitri tak sesuai dengan gayanya.
Menurut Fitri, sampai saat ini ia tak bosan terus berkomunikasi dengan pembaca blognya, baik lewat fitur "comment" maupun e-mail. Dengan begitu, bukan hanya dagangannya yang laris, niatnya berdakwah pun tersampaikan.
Sumber: http://www.tempo.co
0 komentar:
Posting Komentar