Sabtu, 25 Januari 2014

Pantai Koka, keindahan alam dari Flores


Pantai Koka terletak di wilayah Kecamatan Paga. Berada di pesisir pantai selatan Flores. Dari Kota Maumere (terletak di pesisir pantai utara Flores) ke Paga berjarak 42 Km, bisa ditempuh dengan menggunakan mobil atau sepeda motor. Ruas jalan menuju Kecamatan Paga memiliki aspal jalan yang tergolong mulus dan bagus, maklum ruas jalan ini termasuk kategori jalan negara yang menghubungkan Kabupaten Sikka (Maumere) dengan Kabupaten Ende (Ende) disebelah barat.

Dengan ruas jalan yang bagus perjalanan menuju Pantai Koka terasa lebih nyaman namun kita harus tetap waspada, kenapa na? (kenapa seh?). Rute Maumere menuju Paga memiliki banyak jalur kelokan kiri-kanan dengan sedikit rute atau jalur jalan yang lurus, selain itu lalu lintas kendaraan juga lumayan ramai. Maka dari itu..waspadalah..waspadalahh.....

Mencapai Paga dari Kota Maumere, kita akan melintasi sejumlah wilayah pedesaan seperti Nanga Limang, Ledalero, Nita, Key, Hepang, Nangablo dan Lekeba’i. Masing – masing wilayah pedesaan ini memiliki sisi kehidupan yang unik, kisah sejarah maupun keragaman budayanya. Misalnya di Ledalero ada sebuah museum terkenal yang berisikan peninggalan-peninggalan masa lampau baik dari jaman sejarah maupun pra sejarah. Museum ini bernama Blikon Blewut (sisa dari yang punah). Untuk berwisata ke Blikon Blewut silakan klik disini.

Sedangkan di Nita yang berhawa dingin, dahulunya pernah berdiri sebuah kerajaan bernama Kerajaan Nita. Kerajaan Nita adalah sebuah kerajaan yang pernah ada dari 3 kerajaan besar di Kabupaten Sikka.
Untuk mengetahui Kerajaan Nita bisa dibaca disini...Sedangkan desa-desa yang lain juga memilki kekhasan budayanya masing-masing.

Seperti ibu kota kecamatan lainnya, Paga juga tergolong wilayah yang berpotensi. Ibu kotanya cukup ramai. Terdapat pula sebuah SPBU yang baru saja diresmikan, bank pemerintah dan sejumlah sekolah dari tingkat SD sampai SMU serta berbagai kantor pemerintah lainnya. Dari Polsek Paga menuju persimpangan ke Pantai Koka berjarak kira-kira 3 Km.

Masyarakat Paga kebanyakan hidup dari bertani dan nelayan, dengan hasil tangkapan seperti ikan se, ikan merah, ipu, nyale dan hasil laut lainnya. Disepanjang jalan nampak terlihat sawah nan hijau dan perkebuanan yang terhampar. Komoditi perkebunan juga merupakan salah satu andalan dari kecamatan ini. Sebelum ke Pantai Koka kita bisa berbelanja ikan bakar. Ikan bakar nan gurih ini dijajakan disebuah pinggiran jalan di desa Nangablo, sebelum memasuki Paga. Lumayanlah, sekedar oleh-oleh untuk dinikmati nanti di Pantai Koka.

Nah, ketika sampai dipersimpangan menuju Pantai Koka terlihat sebuah papan informasi yang diletakan disisi sebelah kiri. Papan ini menuliskan bahwa jarak menuju pantai Koka 2,5 KM. Kita harus mengambil jalur belokan ke kiri. Jalur lurus berarti meunuju ke Kabupaten Ende.
Dengan mengambil jalur kiri berarti kita bersiap-siaplah menuju medan berat. Ada alternatif lain? Sorry, tak ada boz..

2,5 Km dengan menggunakan sepeda motor benar-benar berada dalam keadaan tersiksa. Bagaimana jika menggunakan mobil? Sama saja, kecuali kondisi kita dalam keadaan fit dan dan memiliki jiwa petualang yang cukup tangguh. Lagian lebar jalan ini juga sangat sempit, cukup satu mobil. Nah bagaimana jika berpapasan dengan mobil lain? Soryy, kami tak bsai berandai-andai, silakan dicoba..

Ruas jalan dengan kondisi buruk ini nampaknya bisa mengurungkan para wisatawan yang akan menuju pantai ini. Sekali di coba sih okey, tapi mau dicoba lagi ke Pantai Koka? Ihhhh ga ku ku... Jalan buruk gitu loh..Mungkin itu yang ada dibenak mereka.

Setelah bersusah payah dengan berjuang melewati buruknya kondisi jalan akhirnya sampailah kami di Kawasan Pantai Koka. Takjub bergelayut dalam perasaan kami. Pasir putih mebentang lebar. Air lautnya nampak biru menyejukan perasaan. Beberapa anak-anak pantai terlihat asik berenang dan bercengkerama dengan alamnya. Pemandangan yang mengesankan tersebut langsung melenyapkan kondisi melelahkan kami. Secepatnya kami bergegas mencari lokasi beristirahat diatas tubuhnya yang berpasir putih. Begitulah, kini kami berada dalam dekapan lembut Pantai Koka.

Seperti kawasan pantai selatan pada umumnya, Pantai Koka juga memiliki gelombang ombak yang cukup tinggi. Gelombang laut selatan tersebut kadang menghantam batu-batu keras yang berada disekitar bibir pantai atau dibawah tebing, buihnya menjulang tinggi dan jatuh berantakan membasahi karangnya.

Pantai berpasir putih yang indah ini nampak terbagi menjadi dua daerah yang menyejukan hati. Disisi sebelah kanan menjadi kawasan pantai dengan susunan batu-batu karang yang merata. Bukit-bukit disekitar pantai ini juga yang memiliki tebing curam yang indah. Dibawah tebingnya nampak pasir putih bertebaran memenuhi pesisir pantai. Bagi yang ingin menikmati eksotismenya, rasanya inilah tempat yang cocok. Keindahannya begitu meyejukan perasaan.

Sedangkan disisi sebelah kiri yang terpisah dengan bukit kecil di sisi sebelah kanan pemandangan alam pantainya pun tak kalah menarik. Airnya yang cukup jernih seakan menggoda bagi siapa saja yang ingin menceburkan diri kedalamnya. Lokasinya nampak seperti sebuah kolam karena begitu menjorok kedalam. Dengan keadaan seperti itu, ‘kolam’ ini seakan tak terimbas gelombang tinggi. Bebatuan karang pun nampak tak ada disini. Jadi tak usah ragu untuk bermain-main, jernihnya air laut ditawarkan secara cuma-Cuma, gratis tis tis..bagi siapa saja. Beberapa penikmat pantai lain pun nampak sedang bercanda ria menceburkan diri mereka tanpa ragu.

Dari sisi pantai ini, pemandangan alamnya bener-benar menggoda mata. Selain birunya air laut, dikejauhan nampak terlihat sebuah pulau kecil tak berpenghuni. Pulau ini nampak tegar berdiri dengan gagah, melawan gelombak ombak yang bertahun-tahun menyentuh tubuhnya. Pulau kecil yang nampak menyendiri dalam alam samudera yang luas tersebut dinamakan oleh penduduk setempat dengan nama Pualu Nusa. Mmmmm....Pulau ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keindahan panorama alam Pantai Koka di Paga sejak beratus – ratus tahun yang lalu.

Sayangnya, Pantai Koka yang indah sepertinya dibiarkan begitu saja. Keindahannya cuma terdengar dari cerita mulut kemulut. Tak ada wisatawan yang hadir, tak ada tempat penginapan, tak ada paket wisata, tak ada penjual cindera mata, tak ada warung makan, tak ada tempat beristirahat, tak ada pemandian air tawar, tak ada dan tak ada........Cuma ada Pantai Koka dengan pasir putihnya yang mempesona bersama cerita tentang akses jalan masuk sepanjang 2,5 Km dari jalan utama yang begitu buruk dan sempit .

Kisah ini sama persis dengan kisah saudaranya yang juga terletak di pesisir pantai selatan Kabupaten Sikka, Pantai Doreng.

Padahal jika sedikit saja mau bekerja, apa sih yang kurang dari Kabupaten Sikka ? Sayangnya kita tak sadar kalo kita berpotensi, kita cuma tau kalo kita memiliki tempat-tempat yang indah.

0 komentar:

Posting Komentar