Rabu, 29 Januari 2014

Sebuah Terminal Hati



Sebuah Terminal Hati





sering sekali dalam hidup ini saya hanya ingin lari menjauh dan pergi. 

ketika menghadapi kerikil tajam yang menyiksa jemari, seolah raga ini sudah tidak kuat berdiri. 

yang ada hanya harapan untuk pergi agar tidak cepat-cepat mati. 

mudah sekali.



seringkali saya bermimpi.

saya mempunyai sebuah pintu yang siap membawa saya pergi,

di saat dunia seolah lelah berkooperasi. 

rasanya hati ini sudah menjadi sasaran tembak berbagai jenis peluru penuh amunisi

yang dengan cepat bisa menghabisi. 

sampai mati.





begitu angkuhnya saya ingin mati seolah-olah tabungan pahala sudah di atas rata-rata. 

seolah-olah kubangan dosa sudah dinetralkan oleh amal dan budi baik terhadap sesama. 

betapa congkaknya. 

tidak, tentu tidak demikian. 

saya hanya tidak sadar dengan apa yang akan menanti di depan saya. 

terlalu terburu-buru saya menggampangkannya.




ah, sudahlah. 

saya menulis apa.

saya hanya ingin lari secepatnya.

jangan dikejar.

jangan temukan saya.

nanti saja. saya cari kamu.



Sumber: womaningray.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar